Temuan Audit

Temuan Audit

Yaitu masalah-masalah penting (material)  yang ditemukan selama audit berlangsung dan masalah tersebut pantas untuk dikemukakan dan dikomunikasikan dengan auditee karena mempunyai dampak terhadap perbaikan dan peningkatan kinerja-ekonomi, efesiensi, dan efektivitas-auditee.

Ciri Temuan Audit yang Baik
1.    Temuan audit harus didukung oleh bukti yang memadai
temuan audit seharusnya didukung oleh bukti yang cukup agar auditee dan para pembaca temuan audit menjadi yakin tentang kebenaran isi temuan audit. Semua unsure (kondisi, criteria, dan sebab-akibat) harys didukung oleh bukti yang cukup. Pengembangan temuan audit dengan dukungan bukti yang kuat akan mempermudah penyusunan laporan sekaligus mempermudah penyiapan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan auditee.


2.    Temuan audit harus penting (Material)
temuan audit harus penting (Material). Penting dan tidaknya seuatu temuan diindikasikan apabila pengguna laporan keuangan mengambil tindakan atau kebijakan berdasarkan informasi yang ada dalam laporan temuan tersebut. Auditor Judgment, yang merupakan pertimbangan professional auditor, juga merupakan factor dominan dalam menetapkan tingkat materialitas atau tingkat pentingnya suatu permasalahan.
3.    Temuan audit harus mengandung unsur temuan (kondisi, criteria, dan sebab-akibat
temuan audit harus meguraikan secara jelas kondisi, criteria, dan sebab-akibat. dalam melaksanakan audit kinerja, kosakata yang paling dikenal dan selalu dicantumkan diingatan auditor adalah kondisi, criteria, dan sebab-akibat. pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa kesulitan dalam pembuatan laporan audit yang cepat dan mudah dipahami sering kali berkaitan dengan pengembangan dan pengorganisasian atribut tersebut dalam laporan.

Seringkali sulit membedakan secara jelas penyebab yang paling dominan terhadap suatu kondisi mengingat demikian banyak variable penyebab. Akibat yang ditimbulkan oleh penyebab tersebut juga dapat bervariasi. Untuk itu, auditor dituntut untuk cermat dalam menentukan hubungan sebab-akibat dalam suatu temuan audit serta menentukan penyebab yang paling dominan


Adapun komponen temuan audit :
1.    Kondisi
Kondisi (what is) adalah gambaran situasi yang sebenarnya terjadi di lembaga atau organisasi yang diaudit.
2.    Criteria
Criteria (What should be) adalah sesuatu yang seharusnya terjadi di organisasi yang diaudit (auditee), yang pada umumnya berupa standar masukan (input) serta standar proses kerja dan standar hasil (output), baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Criteria adalah standar yang digunakan untuk menentukan apakah suatu program dapat mencapai atau melebihi harapan. Criteria merupakan suatu alat atau cara untuk dapat memahami hasil audit.


3.    Sebab-akibat
Sebab Dengan mengetahui “sebab” suatu masalah secara jelas, auditor akan lebih mudah membuat rekomendasi yang tepat untuk mengadakan perbaikan kinerja entitas yang diaudit. Suatu masalah dapat merupakan akibat dari sejumlah factor tertentu. Oleh karena itu, rekomendasi dapat lebih tepat jika auditor dapat dengan jelas menunjukkan bukti dan alas an tentang kaitan antara masalah yang ada dengan factor yang identifikasi sebangai penyebab.
“Sebab” dapat terjadi diluar kendali auditee. Untuk itu, rekomendasi harus menjadi perhatian pihak-pihak luar auditee, yang terkait dengan temuan tersebut. Oleh karena itu, pihak-pihak yang terkait harus mendapat laporan audit, khususnya yang menyangkut temuan audit, untuk kemudian member komentarnya.

4.    Akibat
Untuk mengetahui penting tidaknya temuan yang diungkapkan, auditor perlu menetukan “akibat” atau kemungkinan akibat yang timbul. Apabila akibatnya cukup material terhadap tingkat pencapaian kinerja, akibat tersebut harus dicantumkan dalam temuan audit. Sebaliknya, bila temuan tersebut tidak material dan tidak berpengaruh maka cukup diselesaikan dengan pihak pelaksana, dengan sepengetahuan pimpinan auditee dan tidak perlu dicantumkan dalam temuan audit. “Akibat” dapat dikuantifikasikan, misalnya biaya-biaya proses, input, atau fasilitas-fasilitas tidak produktif lainnya yang mahal. Akibat juga dapat bersifat kulalitatif, misalnya akibat dari tidak adanya internal control, kebijakan yang tidak baik, sdb.
“Akibat” suatu temuan harus dapat menunjukkan bahwa suatu tindakan perbaikan harus dilakukan, baik yang dapat terjadi di masa lampau, dimasa kini atau dimasa mendatang

Artikel APIP Lainnya :

0 comments:

Posting Komentar

Scroll to top