Audit Manejemen

Audit Manajemen


Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain :
1.          Pemahaman auditor terhadap Objek Audit
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Dalam pemahaman terhadap objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya (kapasitas aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Dalam pembahasan dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran, standaroperasi, serta risiko bawaannya. Dalam kebanyakan audit, informasi penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen :
a.      perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan control.
b.      Pengamatan dalam arti umum, terus dilakukan selama audit pendahuluan.
c.      Melalui pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas,

Auditor membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya terhadap objek audittermasuk indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki menjadi dasar dalam membuat kesimpulan tersebut berbagai temuan yang diperoleh pada tahap ini terutama indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki, digunakan sebagai dasar sementara untuk menentukan tujuan, ruang lingkup, tujuan audit dan penentuan kriteria serta bukti-bukti yang diperlukan.
Auditor harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut :
1.      Informasi yang mendukung tujuan audit.
2.      Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit.
3.      Informasi yang mengarah pada tujuan audit

2.     Penentuan Tujuan Audit
Auditor harus merumuskan tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang mendasari diperlukannya audit manajemen termasuk di antaranya :
a.    Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan.
b.    Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
c.     Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d.    Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
e.    Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
f.     Sistem informasi dan pelaporan kurang baik.
Dalam merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut :
1.      Mengindentifikasi tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada pemberi tugas.
2.      Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
3.      Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit.
Jika auditor memiliki wewenang yang besar harus memperhatikan dengan cermat tentang arti penting dan risiko dalam audit tersebut. Kedua hal ini dapat memberikan petunjuk/indikasi tentang bidang-bidang yang harus diuji dalam audit. Dalam penentuan tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengukur dengan cermat apakah :
1.      Sasaran dapat memungkinkan untuk diaudit.
2.      Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit.
3.      Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.
Faktor-faktor ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah audit dapat dilaksanakan dan dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Auditor harus membedakan tujuan, sasaran dan standar. Dalam menentukan tujuan audit, auditor harus lebih menekankan pada aktivitas yang memerlukan perbaikan.
Beberapa hal berikut ini mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap keberhasilan pencapaian tujuan audit yang harus diperhatikan auditor :
1.      Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten.
2.      Tujuan objek audit yang kurang jelas.
3.      Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
4.      Pengendalian yang lemah
5.      Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi
6.      Perubahan lingkungan objek audit.
Hasil dari berbagai analisis yang dilakukan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi penentuan tujuan audit, harus dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.

3.    Penentuan Ruang lingkup dan Tujuan Audit
Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Di samping itu, penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan, Ruang lingkup audit manajemen terdiri atas :
a.      Bidang Keuangan
b.      Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan
c.      Ekonomisasi
d.      Efisiensi
e.      Efektivitas
Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Dalam target ini terkandung pertanyaan auditor yang jawabannya akan diperoleh melalui proses dan kesimpulan hasil audit. Elemen-elemen penting dalam setiap tujuan audit :
a.        Kriteria
b.       Penyebab
c.        Akibat (effect)

4.     Penelaahan terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit
Penelaahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit, sehingga  auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya

5.    Pengembangan Kriteria Awal dalam audit
Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain :
1.    Tujuan dari kegiatan yang diaudit
2.    Pendekatan audit
3.    Aktivitas tujuan audit
Karakteristik kriteria yang baik antara lain :
a.      Realistis
b.      Dapat dipercaya
c.      Bebas dari pengaruh kelemahan manusia
d.      Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemberi tugas audit.
e.      Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda.
f.       Dapat dibandingkan
g.      Diterima semua pihak
h.      Lengkap
i.       Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan berlangsung.
Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa sumber, antara lain :
a.      Undang-undang (peraturan) yang berlaku
b.      Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit
c.      Norma yang sudah mendapat pengakuan secara umum
d.      Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis
e.      Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek audit sejenis

6.     Kesimpulan Hasil audit
Kesimpulan ini menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam tahapan audit selanjutnya. Data yang dikumpulkan dapat mengindentifikasi hal-hal penting dan masalah-masalah yang ada serta membantu auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan diperlukan.
Pada tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit walaupun masih bersifat sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat tentang hal-hal sebagai berikut :
a.    Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan audit pada tahap audit selanjutnya.
b.    Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan
c.     Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan yang termasuk dalam daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
d.    Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.
e.    Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan rekomendasi sementara yang diberikan auditor sebelumnya.
f.     Bukti-bukti yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit sementara yang telah ditetapkan.
Jika audit pendahuluan memberi keyakinan adanya system, control, pengawasan, dan manajemen yang baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit. Dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan dilakukan, mungkin berguna untuk membuat ringkasan hasil survey dan melaporkan secara informal ke manajemen

Artikel APIP Lainnya :

0 comments:

Posting Komentar

Scroll to top